Jumat, 21 Agustus 2009

saya benr benr menyerah dunia yang kiya hatapkan ternyata tidajk sesuai dengan yang kuiya hatapkab

Minggu, 26 Juli 2009

seng paling kiri simbah







dari kiri:

m.simbah, john lenon,doyok, ari daging






MUHAMMAD YUSUF

A 310 060 251

MIKRO TEACHING SEBUAH PENGANTAR

Berpikir Tentang Apa Yang Akan Diperbuat.

Awal pertemuan matakuliah mikro teaching saya tidak masuk, saat itu hari pertama masing masing kelas masuk dengan kondisi kelompok. Kebetulan kelompok saya masuk hari jimat jam pertama. Awalnya saya menganggap mikro teaching hanyalah sebuah pelajaran biasa, dimana setiap mahasiswa hanya mendengarkan ceramah, mendapat tugas, dan mengerjakan sosl sosl. Namun ketika pertama kali di kelas saya, kebetulan saya mendapatkan giliran yang ertama untuk menjadi seorang guru. Awalnya saya berasumsi bahwa mengajar merupakan sebuah kegiatan dimana guru hanya berbicara di depan kelas.

Namun ketika praktik mikro teaching semuanya terjawab dengan jelas. Bahwa ketika mengajar merupakan kegiatan yang terkonsep secara sistematis mulai dari perencanaan yang meliputi pemilihan standar kompetensi dan kompetensi dasar kemudian penentuan indikator, pengembangan materi ajar, pemilihan media pengajaran, metode penyampaian materi, serta efaluasi yang bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pencapaian indikator yang telah ditentukan melalui alat ukur berupa nilai nilai yang menjadi ukuran secara konfensional berdasarkan persoalan yang berkaitan dengan materi yang diberikan dalam proses belajar mengajar.

Sebagai sebuah kesimpulan, matakuliah mikro teching merupakan sebuah pembelajaran yang bertujuan untuk menciptakan sebuah Susana dimana setiap mahasiswa fkip khususnya program setudi bahasa sastra Indonesia dan daerah memiliki kompetensi sebagai seorang pengajar yang bisa memahami konsep ( kurikulum ) dan mengimplementasikannya kedalam sebuah kegiatan pengajaran yang dikolaborasikan dengan metode pengajaran serta penyampaian materi ajar, hingga sampai pada tahap efaluasi dan penilaian. Semua itu dilakukan sebagai sebuah cara yang dilakukan guna mencapai tujuan pembelajaran yang berlanjut pada tujuan pendidikan pada umumnya .

Bagi saya pendidikan adalah sebuah kendaraan, peserta didik adalah penumpang. Kurikulum yang didalamnya terdapat standar kompetensi serta kompetensi dasar adalah jalan, dan guru adalah drifer, tugas seorang guru sebagai seorang pemegang kendali kendaraannya yang didalamnya memuat peserta didik sampai pada tujuan yang hendak dicapai.

Ada kalanya sebagai seorang yang memegang kendali harus berbelok arah, kanan, kiri serta melalui berbagai medan. Naik, turun, bergelombang, semuanya harus ditempuh seorang guru dalam mengendalikan jalannya proses pengajaran. Sebagai seorang pengemudi kendaraan, seorang guru harus memahami karakteristik yang dimiliki penumpangnya, kadang seorang penumpang merasa takut ketika melihat tanjakan serta jalan yang menurun terjal, namun ada pula yang bangga. Seorang guru harus memahami dan menghormati perbedaan kemampuan yang dimiliki peserta didik, namun bukan berarti membeda bedakan perlakuan kepada mereka. Seorang guru harus menciptakan sebuah simbiosis dari masing masing siswa yang memiliki karakteristik berbeda dalam sebuah kompetisi kompetensi pembelajaran.

Guru yang bijak harus mampu mengendalikan kendaraannya supaya tidak rusak, tergelincir, serta menabrak hingga mengakibatkan lukanya penumpang bahkan kematian. Seorang guru harus bisa mengambil sikap dengan cepat dan tepat, jangan sampai sikap yang diambil malah merusak sebuah proses belajar mengajar, jangan sampai sikap yang di pilih membuat proses yang sedang berjalan keluar dari sistematika proses menuju tujuan yang hendak dicapai, jangan sampai sikap yang diambil seorang guru malah membenturkan kenyataan dengan teori yang diajarkan hanya karena kekeliruan dalam memberikan pengajaran, dan jangan sampai sikap yang diambilseorang guru malah membunuh karakter yang dimiliki seorang siswa.

Begitu banyaknya hal yang saya dapatkan dari pembelajaran kelas mikro teching. Seperti telah saya sebut di atas, sebagai sebuah tahap akhir bagi saya bahwa pembelajaran mikro teching merupakan sebuah pengantar, yang mengantarkansaya untuk berbuat, bukan sekedar meratap. Untuk untuk membuat, bukan untuk membuat buat. Serta yang paling saya renungkan sampai saat ini adalah mencari bukan untuk diri, memberi bukan karena lebih, serta mengangkat dan mengantarkan bukan karena ringan dan dekatnya tujuan yang hendak di capai.

PENGANTAR PENELITIAN

SASTRA

1. Pengertian Penelitian

Penelitian adalah suatu kegiatan atau proses sistematis untuk memecahkan masalah dengan dukungan data sebagai sebagai landasan dalam mengambil kesimpulan.

Penelitian bukan saja merupakan proses sistematis akan tetapi juga dilakukan denngan menggunakan metode ilmiah (scientific methods).

a. Penelitian merupakan proses sistematis

Proses sistematis merupakan kegiatan yang dilakukan dengan prosedurnyaa berarti menggunakan urutan tertentu. Tersistem berarti menunjukkan adanya hubungan fungsional atar kegiatan yang dilakukan.

b. Penelitian merupakan kegiatan yang dilakukan dengan menggunakan metode ilmiah (scientific methods).

Penelilian Ilmiah merupakan kegiatan yang dilakukan secara sistematis, terkendali, empiris, dan didasari penalaran (critical in vestigation of hypothetical prespositions) mengenai kesalingan antar gejala-gejala alam.

2. Tujuan Penelitian

Penelitian bertujuan untuk menemukan atau menggali (explore), mengembangkan (develop atau extention) dan menguji (testing) teori. Teori adalah seperangkap constructuct (concept yang saling berhubungan), rumusan-rumusan dan berposisi yang menyajikan suatu pandangan yang sistematis suatu fenomena dengan menspesifikasikan hubungan-hubungan antarvariabel dengan tujuan untuk menjelaskan dan memprediksi gejala. Seperti yang dinyatakan oleh Kerlinger sebagai berikut.

Theory is a set of interrelated construct (concept) definitions and prepositions that present a systematic view of phenomena by specifying relations among variables with the purpose of explaining and predicting the phenomena.”

3. Asas-Asas Dasar Penelitian

Ø Penelitian harus dilakukan secara sistematis

Ø Penelitian harus menghasilkan pengetahuan yang

a. valid

b. reliabel

c. objektif

Ø Penelitian didukung data empiris

4. Penggolongan Penelitian

a. Berdasarkan tujannya, digolongkan menjadi:

- Penelitian Dasar (Basic Research) bertujuan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan.

- Penelitian Terapan (Applied Reesearch) bertujuan untuk memecahkan problem mendesak dan hasilnya dapat dimanfaatkan dengan segera dalam kehidupan praktis.

b. Berdasarkan desain metodologinya, digolongkan menjadi:

- Penelitian Experiment

- Penelitian Ex-Post Facto

- Penelitian Survey

- Penelitian Historic

- Penelitian Ethnography

- Penelitian Dokument (Contebt Analysis)


PENELITIAN SASTRA TINJAUAN TENTANG

TEORI DAN METODE SEBUAH PENGANTAR

1. Pendahuluan

Makalah ini disusun bedasarkan topik materi yang diajukan oleh panitia, yaitu “Pengantar Penelitian Tentang Metode Penelitian. Berdasarkan Teory Pendekatan Sastra. Beberapa interprestasi yang dapat ditarik dari topik materi tersebut. Topik materi itu dapat pula dipahami sebagai (i) satu pengantar pembicaraan tentang penelitian yang didasarkan pada teori dan pada pendekatan sastra. Satu interprestasi lain mungkin pula dikemukakan yaitu (ii) pengantar pembicaraan tentang penelitian tentang metode penelitian berdasarkan terori “dan metode penelitian”.

2. Kegiatan Meneliti

Pengertian meneliti dimaksudkan sebagai tindakan melakukan kerja penyelidikan secara cermat terhadap suatu sasaran untuk memperoleh hasil tertentu.

Ilmu adalah pengetahuan yang bersistem dan terorganisasi. Oleh karena iu, upaya penelitian yang dilakukan dalam rangka pengembangan ilmu memerlukan metode yang bersifat ilmiah. Oleh karena itu kegiatan penelitian yang dikaitkan dengan pengembangan ilmu merupakan serangkaian. Kegiatan yang dilakukan secara tercatat sistematis dan terorganisasi untuk mendapatkan jawaban secara ilmiah atas suatu masalah (Nasir, 1984).

Dalam kaitannnya dengan sifat ilmu pula, penelitian mempunyai tujuan untuk mengungkapkan gejala-gejala yang bersifat umum, yang selanjutnya melahirkan prinsip-prinsip yang berlaku secara umum pula, seperti dikemukakan oleh Theodorson (dalam Hamdani, 1988) bahwa penelitian merupakan a systematic and objective attempt to study a problem for a purpose of dering general principles. Gejala yang bersifat

sastra

sastra dalam kaleng agaknya cocok buat pengajaran sastra di jenjang pendidikan di indonesia